Mobil-Motor Otomotif - Dasar untuk membuat sebuah produk baru, selain berdasar pada riset internal bisa juga atas masukan dari pihak luar, dalam hal ini konsumen. Suzuki Ertiga menjadi salah satu produk yang diluncurkan atas dasar masukan dari konsumen. Masukan utamanya adalah, konsumen ingin Suzuki Ertiga lebih irit lagi dari sebelumnya. Tapi apakah irit saja mampu mempertahankan pasar mobil "volume maker" milik Suzuki ini? Nah, sekarang kami mencoba Suzuki Ertiga GX A/T termahal di Indonesia.
Suzuki Ertiga ini menggunakan mesin yang serupa dengan generasi sebelumnya, yaitu seri K14B dengan kapasitas mesin 1.373 cc. Namun yang membedakan adalah tenaganya yang berkurang dari 95 dk di generasi sebelumnya, menjadi 92 dk. Tapi jika ditilik, rasio kompresinya meningkat dari 10 : 1 di generasi sebelumnya, menjadi 11 : 1. Apa tujuan dari meningkatnya rasio kompresi ini?
Menaikkan rasio kompresi adalah cara paling mudah dalam memaksimalkan proses pembakaran. Dengan memaksimalkan proses pembakaran, akan banyak keuntungan yang bisa diperoleh. Antara lain torsi meningkat, hingga konsumsi bahan bakar yang irit.
Meski sudah terkenal mampu meningkatkan efisiensi, menaikan rasio kompresi mempunyai problem tersendiri yaitu suhu mesin yang meningkat. Karena suhu ruang bakar yang terlalu tinggi, akan terjadi sebuah proses pembakaran abnormal yang disebut knocking atau lebih dikenal dengan istilah ngelitik. Untuk itu, bijaknya gunakanlah bahan bakar dengan oktan yang sesuai rekomendasi pabrik, yaitu RON 92. Karena jika tidak, gaung efisiensi bahan bakar mesin kompresi tinggi tidak akan Anda dapatkan.

Jika melihat tampilan eksterior Ertiga, mungkin Anda akan bertanya dalam hati, “bagian apa yang berubah?”. Memang, Suzuki Ertiga ini minim ubahan pada sektor eksterior. Tercatat hanya terdapat ubahan di sektor gril yang kini menyita area kap mesin, bumper depan-belakang desain baru, serta imbuhan garnish berupa lens extender di lampu belakang. Alasan kuat mengapa hal ini dilakukan adalah, tampaknya desainer Suzuki masih bersikukuh bahwa desain Ertiga selama ini masih digemari konsumen. Jika ubahan terlalu ekstrem, konsumen akan butuh waktu untuk menerima desain terlebih dahulu, dan membuat angka penjualan akan sedikit mengecewakan pada kondisi itu.
Pun begitu ketika Anda beranjak ke dalam kabin Ertiga. Ubahan berarti hanya pada pilihan warna two tone yang berubah ke arah lebih cerah, serta imbuhan power outlet untuk penumpang baris kedua. Lagi-lagi terasa minim bagi Anda, tapi imbuhan “yang hanya” berupa power outlet, terbukti berguna bagi mobil Compact MPV yang sering dipakai bersama keluarga untuk bepergian bersama. Dengan adanya power outlet tambahan di bangku baris kedua, tidak akan ada lagi perselisihan tentang siapa dulu yang mengisi daya smartphone melalui power outlet yang biasanya hanya berjumlah satu unit.
Nah sekarang saatnya kami untuk membuktikan efisiensi dari mesin baru New Ertiga. Jika berkaca pada rasio kompresi, memang berefek pada mudahnya mobil ini dalam melakukan percepatan di kecepatan rendah maupun menengah. Meski merujuk pada spesifikasi resmi yang dirilis, tidak ada perubahan angka torsi, New Ertiga ini terasa memiliki torsi lebih besar dari generasi sebelumnya.
Dengan mudahnya mobil ini melakukan percepatan, pastinya berdampak positif pada konsumsi bahan bakarnya. Hasil pengujian kami, Suzuki Ertiga ini berhasil mencatatkan konsumsi bahan bakar 14,4 km/l untuk rute dalam kota. Ertiga generasi sebelumnya hanya 13,2 km/l, artinya ia lebih irit 9% dari generasi sebelumnya.
Untuk konsumsi bahan bakar rute tol, yang cukup mengejutkan kami adalah konsumsi bahan bakarnya yang serupa dengan generasi sebelumnya dengan angka 19,2 km/l. Tertarik?
Suzuki Ertiga ini menggunakan mesin yang serupa dengan generasi sebelumnya, yaitu seri K14B dengan kapasitas mesin 1.373 cc. Namun yang membedakan adalah tenaganya yang berkurang dari 95 dk di generasi sebelumnya, menjadi 92 dk. Tapi jika ditilik, rasio kompresinya meningkat dari 10 : 1 di generasi sebelumnya, menjadi 11 : 1. Apa tujuan dari meningkatnya rasio kompresi ini?
Menaikkan rasio kompresi adalah cara paling mudah dalam memaksimalkan proses pembakaran. Dengan memaksimalkan proses pembakaran, akan banyak keuntungan yang bisa diperoleh. Antara lain torsi meningkat, hingga konsumsi bahan bakar yang irit.
Meski sudah terkenal mampu meningkatkan efisiensi, menaikan rasio kompresi mempunyai problem tersendiri yaitu suhu mesin yang meningkat. Karena suhu ruang bakar yang terlalu tinggi, akan terjadi sebuah proses pembakaran abnormal yang disebut knocking atau lebih dikenal dengan istilah ngelitik. Untuk itu, bijaknya gunakanlah bahan bakar dengan oktan yang sesuai rekomendasi pabrik, yaitu RON 92. Karena jika tidak, gaung efisiensi bahan bakar mesin kompresi tinggi tidak akan Anda dapatkan.

Jika melihat tampilan eksterior Ertiga, mungkin Anda akan bertanya dalam hati, “bagian apa yang berubah?”. Memang, Suzuki Ertiga ini minim ubahan pada sektor eksterior. Tercatat hanya terdapat ubahan di sektor gril yang kini menyita area kap mesin, bumper depan-belakang desain baru, serta imbuhan garnish berupa lens extender di lampu belakang. Alasan kuat mengapa hal ini dilakukan adalah, tampaknya desainer Suzuki masih bersikukuh bahwa desain Ertiga selama ini masih digemari konsumen. Jika ubahan terlalu ekstrem, konsumen akan butuh waktu untuk menerima desain terlebih dahulu, dan membuat angka penjualan akan sedikit mengecewakan pada kondisi itu.
Pun begitu ketika Anda beranjak ke dalam kabin Ertiga. Ubahan berarti hanya pada pilihan warna two tone yang berubah ke arah lebih cerah, serta imbuhan power outlet untuk penumpang baris kedua. Lagi-lagi terasa minim bagi Anda, tapi imbuhan “yang hanya” berupa power outlet, terbukti berguna bagi mobil Compact MPV yang sering dipakai bersama keluarga untuk bepergian bersama. Dengan adanya power outlet tambahan di bangku baris kedua, tidak akan ada lagi perselisihan tentang siapa dulu yang mengisi daya smartphone melalui power outlet yang biasanya hanya berjumlah satu unit.
Nah sekarang saatnya kami untuk membuktikan efisiensi dari mesin baru New Ertiga. Jika berkaca pada rasio kompresi, memang berefek pada mudahnya mobil ini dalam melakukan percepatan di kecepatan rendah maupun menengah. Meski merujuk pada spesifikasi resmi yang dirilis, tidak ada perubahan angka torsi, New Ertiga ini terasa memiliki torsi lebih besar dari generasi sebelumnya.
Dengan mudahnya mobil ini melakukan percepatan, pastinya berdampak positif pada konsumsi bahan bakarnya. Hasil pengujian kami, Suzuki Ertiga ini berhasil mencatatkan konsumsi bahan bakar 14,4 km/l untuk rute dalam kota. Ertiga generasi sebelumnya hanya 13,2 km/l, artinya ia lebih irit 9% dari generasi sebelumnya.
Untuk konsumsi bahan bakar rute tol, yang cukup mengejutkan kami adalah konsumsi bahan bakarnya yang serupa dengan generasi sebelumnya dengan angka 19,2 km/l. Tertarik?
RIVAL |
Toyota Grand New Veloz 1.5 A/T Mesin: 1.496 cc 4-silinder 0-100 km/jam: 12,8 detik Harga: Rp 226,9 juta +: Tenaga mesin, akselerasi, fitur -: Harga, suspensi belakang keras, konsumsi bahan bakar |
![]() |
First Opinion Dengan menurunnya tenaga, kemampuan berakselerasi 0-100 New Ertiga terbukti lebih buruk dari generasi sebelumnya. Tapi berkat kompresi tinggi, impresi New Ertiga dalam membangun percepatan terasa cukup menyenangkan. Sekilas Pandang - Fitur keselamatan ABS berencana kembali diaplikasikan pada tipe GX dalam waktu dekat - Bangku baris ketiga kini bisa terlipat 50 : 50 |
-
Next, Would you like to read more about CAR or more about the MOTORCYCLE?source: http://test.autobild.co.id/read/2015/11/25/14910/46/14/Mencoba-Suzuki-Ertiga-GX-AT-Termahal-di-Indonesia
salam kenal dari kami
ReplyDeletetrima kasih buat infonya, sanggat bermanfaat sekali
TOA Jogja
Dealer TOA
TOA
Ampli TOA
Wireless Portable
Bel Sekolah Otomatis
Speaker TOA
Sirine
Horn
Horn Federal
Strobo
Strobo Dashboard
Batu Permata Murah
Batu Permata Jogja
sirine patwal
Tidak hanya Ertiga GX at adalah mobil tipe yang termahal seperti Ertiga Dreza adalah yang termewah. Tapi kalau di ertiga semarang dan ignis semarang peminatnya sangat banyak
ReplyDelete